Sindikat "Saracen" Buat Presiden Jokowi Ngeri dan Geram

11.08

Mungkin banyak yang belum tahu dan belum pernah dengar nama Saracen. Saracen adalah sebuah nama grup disalah satu media sosial yang tugasnya adalah menyebarkan fitnah atau biasa disebut hoax. Saracen sendiri adalah sindikat produsen dan penyebar hoax yang tergabung dalam group facebook. Saracen menjadi sorotan minggu ini. Sindikat penebar kebencian ini berhasil dibekuk Satgas Patroli Siber Bareskrim Polri.

Sindikat ini telah melakukan tindak pidana ujaran kebencian atau hate speech dengan konten SARA sebagaimana dimaksud dalam pasal 45A Ayat 2 jo Pasal 28 Ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU ITE dengan ancaman 6 tahun penjara dan atau Pasal 45 Ayat 3 jo Pasal 27 Ayat 3 UU ITE dengan ancaman 4 tahun penjara.

Jadi bisnis menggiurkan, harga satu ujaran kebencian mencapai puluhan hingga ratusan juta.


Setelah penangkapan sindikat ini, beberapa fakta miris terungkap. Dugaan pertama adalah faktor ekonomi. Mereka menyebar konten-konten berbau SARA hingga ujaran kebencian berdasarkan pesanan yang harganya bisa dibilang fantastis.

Susatyo mengatakan, sindikat tersebut membutuhkan biaya untuk membuat website, menyewa hosting dan sebagainya dalam membesarkan grup tersebut.

Bahkan, mereka memiliki website sendiri untuk memposting berita-berita pesanan tersebut melalui Saracennews.com. Media tersebut memposting berita-berita yang tidak sesuai dengan kebenarannya, tergantung pesanan.

"Untuk itu banyak sekali pencemaran nama baik, yaitu kepada pejabat publik, tokoh masyarakat, dan sebagainya," lanjut Susatyo.

Kasubag Ops Satgas Patroli Siber Bareskrim Polri AKBP Susatyo Purnomo menambahkan setiap proyek ujaran kebencian dan SARA nilainya bisa mencapai Rp100 juta "Dia menawarkan ya senilai Rp 75 juta sampai Rp100 juta, itu atas proposal ya." 

Sementara itu, Kepala Subdit I Dittipid Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, para pelaku menyiapkan proposal untuk disebar kepada pihak pemesan.

"Dalam satu proposal yang kami temukan, itu kurang lebih setiap proposal nilainya puluhan juta (rupiah)," kata Irwan, Rabu (23/8/2017),seperti dikutip dari Kompas.com.

Sangat miris, karena ujaran kebencian itu harganya tidak murah. Para pelaku bisnis e-hate ini mengeruk keuntungan dengan cara memprovokasi lewat berita-berita bohong (hoax) yang secara terus menerus diproduksi sesuai pesanan.

Website dan akun grup facebooknya belum ditutup namun penghuni grup mulai berguguran, memiliki struktur yang kokoh, mirisnya salah satu dari mereka hanya seorang ibu rumah tangga.


Hingga hari ini memang grup Saracen masih aktif di facebook, begitu juga website mereka. Posisi member yang tadinya waktu pengungkapan ada sekitar 800 ribu member kemarin dilakukan update sudah, alhamdulillah sudah banyak yang meninggalkan Facebook tersebut. Terakhir pada posisi member-nya 732.367.

Menurut Awi, pihaknya masih mendalami terkait orang yang berada di balik sindikat Saracen ini. Transaksi dan aliran dana pun akan ditelusuri.

"Ini tidak mudah karena dunia maya dan transaksinya tidak selalu melalui dunia maya, ada kopdar dan termasuk penyidik sedang melacak untuk transaksi-transaksi itu," ujarnya.

ini salah satu contoh penyebaran hoax yang dilakukan Saracen.



Bukan hanya geram, tapi Jokowi Anggap Sindikat ini sangat mengerikan. Dirinya menegaskan kasus ini harus diusut tuntas.


Bukan hanya geram, Presiden Joko Widodo juga menilai bahwa kelompok Saracen yang menyebarkan hoaks di dunia maya khusus di Indonesia ini sangat mengerikan dan harus segera diungkap sampai ke akar-akarnya oleh pihak kepolisian. Bahkan jika didiamkan akan berpotensi merusak memecah belah bangsa Indonesia untuk kedepannya.

"Individu saja sangat merusak kalau informasinya itu tidak benar, bohong apalagi fitnah. Apalagi yang terorganisasi ini mengerikan sekali. Kalau dibiarkan mengerikan," kata Jokowi di silang Monas, Jakarta, Minggu (27/8/2017).

Jokowi mengatakan, semua negara saat ini mengalami beredarnya informasi palsu atau hoaks karena era keterbukaan di media sosial. Untuk itu, pihak kepolisian harus siap mengatasi masalah hoaks ini. Jokowi juga mengingatkan, masyarakat untuk selalu menggunakan media sosial untuk hal positif, menyampaikan optimisme, menyampaikan kabar baik, sekaligus menjaga kesantunan dan kesopanan.

Bagaimana menurut pendapat kalian guys? serem banget ya perkembangan teknologi informasi yang seharusnya bersifat positif malah diputarbalikan untuk menyebarkan berita hoax hanya demi mendapatkan uang.

Sekali lagi mimin ingetin untuk selalu kita menfilter segala jenis informasi yang kita dapat, jangan langsung percaya begitu saja dari satu sumber yang kita dengar, ada baiknya kita mencari tahu lebih dalam lagi dari sumber-sumber terpercaya lainnya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.