Ini Dia Rahasia Susunan Batu yang Terjadi di Sukabumi
Sebanyak 99 tumpukan batu tersusun rapi di Sungai Cidahu, Sukabumi, beberapa waktu lalu. Sempat dikira karena ulah kekuatan gaib, nyatanya batu-batu sungai itu disusun oleh sebuah komunitas bernama Balancing Art Indonesia.
Di Facebooknya, Balancing Art Indonesia menyebut karya seni yang ada di Sukabumi bukanlah hal mistis, tapi buatan anggotanya yang berasal dari daerah tersebut. Semua dilakukan bertepatan dengan momen gerhana bulan tempo hari lalu. Tidak ada unsur membuat kehebohan bahkan menciptakan sebuah mitos. Semua hanya karya seni.
Beberapa batu bisa tersusun dengan seimbang meski memiliki bentuk dan ukuran yang tak sama. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Nyatanya di sebuah sungai di Cibojong, Cidahu, Sukabumi, 99 batu berukuran berbeda bisa bertumpuk dengan rapinya beberapa waktu lalu.
Sayangnya, batu-batu yang rapi bertumpuk itu kini sudah dibongkar. Tetapi, bila ditelusuri lebih lanjut, perihal batu bertumpuk bukanlah fenomena yang terjadi baru-baru ini. Di dunia, banyak seniman yang menggeluti bidang ini dan menamai keseniannya dengan nama Rock Balancing. Sebut saja Michael Grab dan Kokei Mikuni.
Ragam Rock Balancing di dunia Foto bisa kalian lihat di Instagram @gravityglue
Soal Rock Balancing, ada sebuah unsur yang digunakan dalam penyusunan bebatuan, yaitu zen.
Namanya memang sedikit asing di telinga masyarakat awam, tapi begitu populer di kalangan mereka yang aktif bermeditasi atau beryoga.
Sementara, zen menjadi hal perlu diketahui bila seseorang ingin mengenal Rock Balancing lebih dalam.
Seperti halnya meditasi, selama menyusun batu pikiran manusia haruslah fokus dan tenang. Manusia harus mengosongkan pikiran supaya batu tersebut bisa tersusun sempurna. Manusia akan fokus mencari cara bagaimana batu tersebut tidak runtuh dalam sekejap.
Di Facebooknya, Balancing Art Indonesia menyebut karya seni yang ada di Sukabumi bukanlah hal mistis, tapi buatan anggotanya yang berasal dari daerah tersebut. Semua dilakukan bertepatan dengan momen gerhana bulan tempo hari lalu. Tidak ada unsur membuat kehebohan bahkan menciptakan sebuah mitos. Semua hanya karya seni.
Beberapa batu bisa tersusun dengan seimbang meski memiliki bentuk dan ukuran yang tak sama. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Nyatanya di sebuah sungai di Cibojong, Cidahu, Sukabumi, 99 batu berukuran berbeda bisa bertumpuk dengan rapinya beberapa waktu lalu.
Sayangnya, batu-batu yang rapi bertumpuk itu kini sudah dibongkar. Tetapi, bila ditelusuri lebih lanjut, perihal batu bertumpuk bukanlah fenomena yang terjadi baru-baru ini. Di dunia, banyak seniman yang menggeluti bidang ini dan menamai keseniannya dengan nama Rock Balancing. Sebut saja Michael Grab dan Kokei Mikuni.
Ragam Rock Balancing di dunia Foto bisa kalian lihat di Instagram @gravityglue
Soal Rock Balancing, ada sebuah unsur yang digunakan dalam penyusunan bebatuan, yaitu zen.
Namanya memang sedikit asing di telinga masyarakat awam, tapi begitu populer di kalangan mereka yang aktif bermeditasi atau beryoga.
Sementara, zen menjadi hal perlu diketahui bila seseorang ingin mengenal Rock Balancing lebih dalam.
Seperti halnya meditasi, selama menyusun batu pikiran manusia haruslah fokus dan tenang. Manusia harus mengosongkan pikiran supaya batu tersebut bisa tersusun sempurna. Manusia akan fokus mencari cara bagaimana batu tersebut tidak runtuh dalam sekejap.
Tidak ada komentar: